Thursday 14 February 2008

Batik Malaysia Dikongsi Bersama

Batik sememangnya begitu sinonim dengan nama negara Malaysia. Walaupun Indonesia mengamalkan sikap tamak budaya dengan mengatakan Batik adalah hak milik mereka sepenuhnya, namun di Malaysia seni Batik semakin berkembang.

Malah, apa yang membanggakan, seni Batik ini bukan sahaja diminati oleh kaum Melayu di Malaysia, malah dikongsi bersama dengan kaum lain. Buktinya, pembuatan "singa" yang menjadi tarian utama semasa Tahun Baru Cina, turut menggunakan Batik. Tonton klip video di sebelah yang dipetik dari Buletin Utama, 5 Februari 2008.

Dalam klip video di atas, Singa Batik ini telah menjadi identiti Malaysia. Kita sedia maklum bahawa tarian Singa ini berasal dari negara China. Walaupun Malaysia mengubahsuainya dengan mengasimilasikan seni Batik ke dalamnya, rakyat negara China tidak merusuh atau menyaman kita. Jadi, tidak hairanlah, budaya Cina ini dapat berkembang ke seluruh pelusuk dunia. Malah di New York pun terdapat tarian Singa.

Mari kita imbas semula sikap Indonesia terhadap seni Barongan atau Reog Ponorogo. Sikap tamak budaya mereka ini sudah pasti menyekat perkembangan budaya Nusantara ini. Lantaran itu, mampukah Barongan menembusi New York seperti tarian Singa jika sikap sebegini berterusan?

Indonesia sepatutnya mencontohi sikap Malaysia dalam perkongsian seni Batik ini. Walaupun Batik Malaysia dikaitkan dengan seni budaya Melayu, namun tidak salah sekiranya ia turut dikongsi dengan masyarakat Cina. Selain mengeratkan perpaduan, perkongsian seperti ini menjadikan budaya ini lebih berkembang.

Majulah Batik Malaysia!

p/s - Usahkan nak ke seluruh dunia, di Indonesia sendiri pun tarian singa (barongsai) tidak dibenarkan di khalayak umum. Rujuk postingan ini.

25 comments:

  1. HMMM....bagus AREZEO..

    Berbagai kepincangan INDON yang INDON sendiri tak mau mengaku...mmg INDON bangsa tamak budaya..sudahnya terbiar sendirian!

    ala...apa nak heran, Visit Indon 2008 - nation's awakening!

    Batik malaysia terhebat!

    ya udah...Indon Batik tak kemana!....malahan BODOH lagi!ngak kreatif!

    ReplyDelete
  2. Satu je aku nak cakap...Bangsa Indon ni bangsa pengotor,bodoh sombong, tamak, ganas, jahat...full stop!

    ReplyDelete
  3. ihh, sorry dorry moryy ye tukang contek.
    Macam Mana bilang Batik Malasysial maju, kalau setiap bulan orang Malasyial datang ke jawa cuma nak cuba untuk rasuah pengrajin Batik Indonesia di Jawa untuk ajar pengrajin Malaysia bikin batik,
    Batik Malaysial tu tak lawa-lah..malu nye

    lalu komentar bloon soal sekat budaya, tari Singa sampai ke New York karena dibawa oleh orang Cina dan disana orang cinanya juga ngomong kalo itu adalah budaya asli Cina.Mana ade cina Amerika bilang Tari Singa asalnya dari Amerika, beda sangatlah dengan Malaysial, bilang batik dibilang Batik Malaysial. Batik itukan istilah dari Indonesia singkatan ari "BAju tiTIK", bloon...bloon melayu satu ini.

    Angklung dan batik pun berkembang di Belanda, tapi tak ada nak bilang angklung dan batik adalah heritage belanda, disane masyarakatnya lebih cergas dari Melyu Malaysial karena lebih tahu diri bahwa batik dan angklung adalah asli Indonesia.
    bloon bener melayu satu ini.

    Kongsi budaya bukan berarti maling budaya orang lalu diaku jadi budaya sendiri

    http://en.wikipedia.org/wiki/Batik

    atau ini saja ya, biar cergas sikit:

    http://www.kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.kompascetak.xml.2008.02.11.02551311&channel=2&mn=13&idx=13

    baca:
    /Home/SosokSemangat Nasionalis Pembatik Pekalongan
    Senin, 11 Februari 2008 | 02:55 WIB
    Stefanus Osa Triyatna
    Sebagian orang mungkin akan menertawakan dan menyebut mereka bodoh. Tawaran di
    depan mata, mulai dari iming-iming gaji besar, beasiswa untuk meraih gelar
    perguruan tinggi, hingga jaminan hidup keluarga, tak jua membuat hati mereka
    tergerak meraih tawaran menggiurkan itu. Alasannya, semangat nasionalis
    Indonesia.
    Satu tahun terakhir ini betul-betul membuat hati Dudung dan Romi risau. Kedua
    lelaki ini menumpahkan segala kerisauannya akibat klaim batik yang sudah
    dipatenkan Malaysia di mata internasional.
    Betapa tidak. Mereka sebagai generasi keempat perajin batik di Pekalongan, Jawa
    Tengah, bakal malu tak mampu mempertahankan kekayaan khazanah batik Indonesia.
    Padahal, batik merupakan warisan yang sudah diturunkan dari para pendahulu
    mereka.
    ”Pekalongan memang hanya kota kecil. Akan tetapi, kerajinan seni membatik bisa
    menunjukkan Indonesia ini masih punya martabat tinggi,” ujar Romi, bernama
    lengkap HM Romi Oktabirawa (35), di rumahnya di Pekalongan, awal Februari.
    Perajin batik di pesisir utara Jateng itu menceburkan diri dalam dunia batik
    sejak masih di SMA Muhammadiyah 1, Pekalongan, tahun 1992. Prestasi yang dia
    peroleh dari dunia internasional seakan tak berarti lagi jika dunia mengakui
    klaim batik Malaysia.
    Oleh karena itulah, Romi berupaya mengumpulkan berbagai referensi dari dalam dan
    luar negeri. Berbagai buku dia pelajari demi meyakinkan dunia internasional
    bahwa batik adalah kekayaan Indonesia.
    Dari begitu banyak referensi yang dikumpulkan, Romi mengandalkan temuan
    sahabatnya di Belanda. Buku ejaan lama terbitan 1934 itu berjudul Recept Batik:
    Dari Kaen Poetih Sampe Djadi Batik Jang Bagoes. Karya Liem Boen Hwat yang
    diterbitkan Drukkerij Fortuna Pekalongan itu terdiri dari dua jilid. Jilid kedua
    diterbitkan pada 1937 berjudul Recept Batik: Babaran Roepa-roepa Kleur Antero
    Model Jang Paling Baroe dan Practis.
    Bahkan, ada juga referensi berjudul Batik and How to Make Them karya Pieter
    Mijer yang diterbitkan di New York tahun 1919. Masih ada lagi buku-buku yang
    diyakini akan memperkuat pembuktian batik Indonesia.
    Bicara klaim Malaysia, Romi mengaku geregetan untuk berupaya membuktikan bahwa
    batik milik Indonesia. Persoalannya, kata ”batik” itu sendiri adalah brand
    Indonesia.
    ”Boleh saja proses membatiknya serupa dengan yang dilakukan perajin batik di
    Pekalongan, Lasem, Yogyakarta, atau Solo, bahkan Madura. Tetapi, tolonglah
    Malaysia tidak menyebutnya sebagai batik karena itu brand Indonesia,” ujarnya.
    Di sela-sela kesibukannya mencari bukti-bukti, Romi pun mengisahkan perjalanan
    kematangannya menekuni dunia batik. Tahun 1996 Romi semakin getol menekuni
    batik. Ini mungkin karena kakeknya adalah perajin batik di Pekalongan, begitu
    juga ayahnya.
    Pemilik merek Wirokuto Batik itu mengatakan, proses belajar batik dilakukan
    dengan mempelajari motif-motif batik kuno, dan belakangan ia juga mempelajari
    motif batik modern. ”Dari situlah saya meredefinisi motif, warna, dan desain
    dalam implementasi pembuatan batik,” ujarnya.
    Prestasi demi prestasi yang ditandai dengan berbagai penghargaan yang
    diperolehnya membuat Malaysia membidik Romi untuk menghasilkan batik yang kelak
    menjadi batik negeri jiran. Dia menolak semua iming-iming yang diberikan
    pengusaha asal Malaysia.
    Romi bercerita, temannya sesama perajin batik menerima tawaran pengusaha
    Malaysia karena bayaran yang sangat tinggi. Bahkan, temannya itu menantang.
    ”Zaman sekarang siapa yang berani membayar gaji tinggi untuk tetap
    mempertahankan batik di Indonesia?” ujar Romi menirukan ucapan kawannya.
    ”Mohon maaf, kalau saya harus menjual budaya bangsa sendiri, saya tidak bisa!”
    tegas Romi.
    Generasi penerus
    Semangat nasionalis itu pun diungkapkan Dudung Aliesyahbana (43). Perajin batik
    ini mengakui, tawaran-tawaran menggiurkan bagi wong ndeso terus berdatangan.
    Entah itu untuk menciptakan dan membuat batik ataupun mengajarkan seni membatik.
    ”Bagi saya, semua itu dilakukan semata-mata untuk mencapai ’desain’ yang lebih
    besar, yakni untuk mewujudkan pematenan batik yang sekarang bikin resah generasi
    penerus perajin batik Indonesia,” ujar Dudung.
    Bagi Dudung, dunia batik sudah mendarah daging. Sejak masih di sekolah dasar,
    dasar-dasar batik sudah diraihnya mulai dari lingkungan keluarga sampai
    masyarakat sekitar. Bahkan, sejak duduk di bangku SMP, Dudung mengaku sudah
    membuat sarung batik sendiri. Tentunya, saat itu peran orangtua masih dominan.
    Setelah sempat merantau ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan, Dudung menekuni
    pembuatan tie dye batik. Proses pembuatan tie dye ini serupa dengan membuat kain
    jumputan. Awalnya, kain dijahit menjelujur dengan jarum benang, kemudian kain
    itu dicelup ke dalam zat pewarna sehingga menampilkan warna-warna khas.
    Tak puas dengan hasil tersebut, Dudung mengombinasikan dengan menggunakan batik
    cap maupun tulis. Sekali lagi, kombinasi ini pun hasil tangan terampilnya
    sendiri. Kini Dudung tidak sendirian karena 100 perajin ikut bekerja di
    lingkungan Tiedye Batik miliknya.
    Keresahan
    Romi maupun Dudung hanyalah dua perajin yang mengakui keresahannya. Mereka
    sepakat bahwa transformasi budaya batik di Malaysia identik dengan proses batik
    pada era 1970-an. Malaysia mempekerjakan perajin batik sebagai tenaga kerja
    Indonesia (TKI).
    ”Maaf saja, kelas produknya hanyalah menengah ke bawah. Motifnya tidak jauh
    dengan batik-batik yang ada di pasaran. Konturnya sederhana dan mengandalkan
    bright color yang fungsinya hanya sebagai sarung pantai,” kata Romi.
    Sekarang ini Malaysia mulai menyadari rendahnya kualitas batik-batik yang
    dipatenkan itu. Oleh karena itu, Malaysia mulai membidik juragan-juragan batik
    Indonesia.
    Baik Romi maupun Dudung tidak merasa khawatir apabila desainer atau perajin
    mereka diboyong ke Malaysia untuk menciptakan desain batik. Kata Romi, bisa saja
    mereka diambil dan mulai mencontoh karya-karyanya.
    Ia tak khawatir sebab seorang perajin batik sejati tetap memiliki kemampuan
    untuk menciptakan desain-desain batik yang berbeda dan berciri khas.
    Dudung menuturkan, desain batik itu terlahir dari rasa, bukan sekadar hasil
    pemikiran sesaat. ”Justru kekuatan batik Indonesia itu ada pada desain yang
    lebih filosofis, bukan sekadar hitung-hitungan nilai ekonomis semata,” tegasnya.
    Romi dan Dudung merupakan generasi keempat perajin batik di Pekalongan. Dudung
    bertahan dengan memadukan desain batik tulis dan batik cap, yang diproses
    sedemikian rupa dengan jumlah produksi terbatas. Sementara Romi lebih menekuni
    batik tulis klasik.
    Apa pun ciri khas keduanya, maupun para perajin batik dari berbagai daerah lain
    di Indonesia, semua menunjukkan bahwa batik memang kekayaan bangsa ini.

    ReplyDelete
  4. wah sorri jek keduluan sama Id Desember ceria, ya udah gue ngurusin tari singanya, ya.

    tak boleh rayakan imlek? Arezeo memang seperti katak dalam tempurung.

    baca ya
    05/02/2004 22:19 WIB
    Ribuan Orang Padati Bogor Tonton Liong dan Barong
    Dian Intannia - detikcom

    Ribuan masyarakat Bogor sejak Kamis (5/2/2004) sore mulai memadati sepanjang
    jalan di Bogor. Puluhan Liong dan Barong malam ini unjuk gigi memperingati
    hari Cap Go Meh, hari ke-15 penanggalan Cina. Masyarakat boleh ikut menggotong
    dan mengarak Toa Pek Kong, Macan Hitam, dan Dewi Kuan Im.

    Seperti halnya 2 tahun yang lalu, peringatan hari Cap Go Meh berlangsung
    meriah di Kota Bogor. Masyarakat Bogor tampak antusias menanti kedatangan
    dewa-dewi. Toa Pek Kong-Sang Leluhur, Macan Hitam Si Pengawal dan Dewi Kuan
    Im-Dewi kesuburan dan pembawa jodoh, akan diarak keliling Bogor.

    "Sejak sore hari, jalanan yang akan dilalui Toa Pek Kong sudah ditutup
    aparat. Arak-arakan akan melalui jalan Suryakancana dan Jl Siliwangi (
    jalan yang banyak dipadati oleh etnis Cina di Bogor) sepanjang 2 kilometer.
    Ada 44 barong dan 17 Liong yang akan memeriahkan arak-arakan," kata Indra
    Ugahari, salah satu peserta dari klub Gasi kepada <B>detikcom</B>,
    Kamis (5/2/2004).

    Menurut Indra, liong dan barong didatangkan dari berbagai daerah,
    di antaranya Bogor, Sukabumi, Cileungsi, Jonggol, Cibinong, Bekasi,
    Karawang dan Tanggerang. Liong dan Barong penjadi pembuka jalan para
    dewa-dewi. Disini barong dan liong boleh adu kebisaan dengan menampilkan
    atraksi seperti memotong lidah, atraksi seni pedang, dan berjalan di atas
    bara.

    Pada sore hari, cuaca semula mendung dan sedikit gerimis, namun pada saat
    arak-arakan, cuaca kembali cerah. "Ini artinya bagus. Banyak
    rejeki," ujar salah satu penonton, yang sejak tahun lalu ikut menyaksikan
    arak-arakan tersebut.

    Tapi Mariana tidak tertarik menggotong patung dewa/dewi, karena takut
    terinjak. Memang, terlihat banyak sekali masyarakat yang berebut menggotong
    patung atau biasa disebut joli. Yang paling diminati adalah patung Kuan Im.
    Yang berebut menggotaong adalah kaum wanita, baik ibu ibu atau remaja. Karena
    Dewi Kuan Im diyakini sebagai dewi pembawa jodoh.

    "Biasanya yang ikut menggotong adalah wanita yang ingin enteng jodoh,
    yang sedang cepat kawin. Atau ibu-ibu yang menantikan keturunan," kata
    Mariana lebih lanjut.

    Sedangkan Joli Toa Pek Kong dan Joli Macan, lebih banyak digandrungi oleh kaum
    lelaki. Tetapi tidak sedikit wanita yang ikut menggotong Toa Pek Kong dan
    pengawalnya. "Resep menggotong adalah jangan menggunakan sendal. Karena
    pasti sendalnya terinjak-injak, dan jauh," ujar Intan yang baru saja
    jatuh saat menggotong Toa Pek Kong.

    "Dan jangan lupa bergantian. Apalagi kalau menggotong Dewi Kuan Im.
    Karena banyak sekali yang menunggu giliran menggotong," jelas Intan lebih
    lanjut.

    Seluruh prosesi arak-arakan diperkirakan akan selesai pada pukul 23.00.
    Joli-joli akan kembali ke peraduan, ke Vihara Ho Tek Bio, di ujung jalan
    Suryakencana. Dan dengan bergantinya malam ke-15, menandakan habisnya perayaan
    Imlek 2555. Gong Xi Fat Cai. ( mar )

    atau ini saje yang baru tahun ini:
    http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2008/bulan/02/tgl/07/time/123039/idnews/890386/idkanal/10

    07/02/2008 12:30 WIB
    Imlek di Kampoeng Cina
    Tak Hanya Lihat Barongsai, Warga Juga Buru Barang Murah
    Muhammad Nur Hayid - detikcom

    Jakarta - Tidak hanya warga Tionghoa yang antusias menyambut datangnya tahun
    baru Imlek 2559 dengan mengunjungi Kampoeng Cina, Kota Wisata. Warga yang
    bukan keturunan juga ramai mengunjungi kawasan perayaan Imlek. Namun,
    kebanyakan mereka ingin mengisi hari liburnya.

    "Kalau merayakan enggak Mas. Itu kan hari raya orang Cina, saya Jawa. Ingin
    tahu aja, kan libur sekarang," kata Dina, warga Bintaro, Jakarta Selatan yang
    datang bersama keluarganya ke Kampoeng Cina, Cileungsi, Bogor, Kamis
    (7/2/2008).

    Hal yang sama juga diungkapkan Marni, ibu muda asal Bantar Gebang, Bekasi,
    kedatangannya ke Kampoeng Cina karena ingin belanja barang-barang murah dan
    mengisi waktu libur.

    "Ini kan hari raya Cina. Kali saja murah-murah," ujar dia sambil menunjukkan
    empat payung yang dibelinya dengan harga miring. Payung yang biasa dibeli Rp
    19.000 per buah, kini dijual Rp 14.000 per unit.

    Berbeda dengan pemuda asal Jakarta, Iwan, yang datang bersama pacarnya. Dia ke
    Kampoeng Cina justru berharap ada warga keturunan yang memberinya angpau.
    "Kali aja ada angpau Mas, selain saya pacaran," katanya sambil tertawa.

    ( ptr / umi )

    biar rada pintar, biar nggak jadi Malayu Bloon (Malon)

    ReplyDelete
  5. Erm! Desember_Ceria, mari hem nok jehan skit kat u ols.. tau x sebab ape, ko nih sesuai digelar Miss Panas Pedih. Elok ler dapat title tu sebab ko nih bingung tak tentu pasal…ditambah lagi dengan mulut ko yang busuk iteww..maka setiap inci Indon berbau mulut ko..hanjing.

    1st, orang Malaysia datang ke Indon mostly nak melancong bukan nak beli batik u ols. Tapi, kebetulan semasa dier melancong..nampok ler batik yang murah dik Nom..sape yang tak nak?..beli aje lah. Kalo ko pegi ke Thai sekali pun, nampak batik murah..ko pun mesti beli kan?. Cantik pulok tu. Biasernyer, dey ols apabila balik ke Malaysia, dey ols akan jual balik dengan harga tinggi ( biasernyer batik yang lawo ), dihadiahkan kepada saudara, kenalan dan dijadikan pakaian sendiri ( yang banyak2 ler kan ). Barang murah u ols, sape tak nak?. 2nd, setiap bulan ke orang Malaysia datang saner?..ko pegi check ke Cik Senah?. Bagus keje ko yer, mengecheck orang Malaysia datang ke Indon.

    Yang penting, malas hem nak Jehan berkali2..x paham2 jugak si Indon nih. Seperti kata Indonsial lah, yang penting batik Malaysia dapat dipromosikan ke seluruh dunia bukan sahaja Indon. Batik u ols, camaner?..ader ke promosi kat Mesir ker? Jeddah ker?...Hawai ker?.. Amerika ker?..Jepun ker?..ader ke?... mengelamun lebih lo. Jangan hanya cakap ajer u ols kena buktikan. Kalo ko asyik dok cakap jer batik ko berkualiti, nanti last2 batik negeri ko hanya bau mulut ko ajer donk… lakukanlah dengan usaha gitewww.

    ReplyDelete
  6. pertamanya...adalah tidak wajar SIBODOH INDON mengatakan arezeo katak bwh tempurung kerana kalau dibaca posting arezeo ada mengatakan baru2 ni saja INDON benarkan imlek merayakan...KAMU BODOH SANGAT INDON!

    ok..senang ajer..aku tak perlu menulis panjang2. KOMEN AKU tentang batik INDON :

    1- sangat tak komersial..sbbnya warna dan pattern yang sama setiap keluarannya..sbb tuh INDON tak mahu promote..
    2- BAtik Indon dijual murah kerana DEsperate utk mendpt pelanggan.
    3- Batik Indon tarafnya sama saja GOMBAL ( kain buruk ) di MAlaysia..

    ya udah..tak perlu komen panjang,..INDON MMG BODOH! eh..SIALAN lagi!

    ReplyDelete
  7. I ni malas nak tulis panjang2 sebab I ader keje lain nak buat. Orang2 Indons ni suka tulis panjang2 sebab 24 housrs keje dier duk depan internet jerk..pasal tu ler negara dier tak maju.

    ReplyDelete
  8. batik ...jelas2 truly indonesia napa malaysia pake kata batik malaysia ..usul nich pake SARONG MALAYSIA...aja lebih keren
    Sorrylah, the best batik has to be of Javanese (indonesia )origin and not batik Malaysia, this is an undeniable fact.

    ReplyDelete
  9. [ Sorrylah, the best batik has to be of Javanese (indonesia )origin and not batik Malaysia, this is an undeniable fact. ]

    And the fact is, China got their own batik.. Jepun also. And also with Philippines. And the fact is, tomorrow..Indonesia batik still be the best or not?.. if you and your government still sleeping.

    ReplyDelete
  10. And the fact is, China got their own batik.. Jepun also. And also with Philippines. And the fact is, tomorrow..Indonesia batik still be the best or not?.. if you and your government still sleeping

    Tak APE lah they have own batik BUT all of them CONFESS IF THAT BATIK origin of INDONESIA is not from Malaysia . and they know that SARONG MALAYSIA is the low class and cheap - imitating from Indonesia wakakakak.....KABUR AH...

    ReplyDelete
  11. ehem ehem begini la:

    to all masyarakat indonesia disini, rata-rata komen rakan-rakan saya disini adalah berkenaan dengan persoalan pokok iaitu "APAKAH LANGKAH INDONESIA UNTUK MEMAJUKAN INDUSTRI BATIK DI LUAR DARI RUANG TELUNGKUP INDONESIA SENDIRI"

    itu lah yg dikemukanan oleh beberapa rakan kita termasuk "anak malaysia", sepatutnya anda (org indonesia) menjawab persoalan ini dan memikirkan bagaimana, bukan menegakkan benang yang basah..

    idea-idea rakan saya seperti mengatakan batik malaysia berjaya di komersial kan di luar Malaysia mmg betul dan ini yang sepatutnya, dunia mengalami perubahan yang global dan kini kita tidak boleh hanya melihat Malaysia sebagai malaysia sendiri, untuk maju kami kene keluar dan mencari rezeki di luar juga..

    Begitu juga anda di indonesia, sewajarnya memikir kan hal ini bagaimana untuk mengkomersialkan batik anda agar warga tua dan juga penguisaha batik di sana dpt mencari rezeki yg lebih lumayan, bukan berdebat tanpa dasar demi penyelesaian akar punca bebb

    indonesia pls think, we just gv u idea how to improve and jadi lebih baik

    thx

    ReplyDelete
  12. Loser always deny the fact,
    deny a fact that can't be denied,
    Many Malaysians come to Java,
    Just to bribe Indonesian batik maker...*

    Because They can't make their own batik,
    They always-always copy it
    But the whole world have already known
    Indonesia Batik is the best *

    *=sing this song with "Ini Bukan Milikmu" rythm (by Siti Chomal). (sing it if you can, because I can) :)


    hmm untuk Iskandar;
    you are only a sane and kind person in this blog, but sorry, the world knows much about Indonesia Batik, no wonder many foreigners especially Malaysian come to Java and try to "persuade" our Batik Maker. what is that for? (read my previous post, please).. :)

    ReplyDelete
  13. Batik Indonesia juga banyak levelnya. Kalau Anda cuma tahu Batik Tanah Abang, tentu saja Anda bilang batik Indonesia is cheap. Cobalah googling para desainer batik Indonesia seperti Iwan Tirta dan silahkan bandingkan sendiri.

    Batik Indonesia juga ada beraneka macam. Batik di utara Jawa berbeda dengan di Jogja. Belum lagi Batik Bali atau Batik Jambi. Untuk menyamakan semua batik Indonesia hitam dan bahannya murahan, menurut saya itu dangkal.

    It's natural that you think your Batik is better than ours.

    ReplyDelete
  14. nah..ini..nich .kalo orang malaysia kayak Mr. Iskandar semua pasti...tak masalah D punya...belon lagi komen sicantik deetopia dari indonesia wah..tak kuat lah awak...

    Ps. Kalo BATIK origin INDONESIA murahan cem mana pulak price imitating batik Indonesia ( SARONG MALAYSIA OR BATIK MALAYSIA " ????
    WAKAKAKAK ......-:-))) KABUR....

    ReplyDelete
  15. wakaka,,
    indon ni tak abes2 dengki tau,,
    apa kata,,
    kita jgn mengaku diorang tu bukan jiran kita,,abes cerita,,

    ReplyDelete
  16. aku baru lepas tengok AMAZING RACE ASIA ke 2...

    Aku bangga rakyat Malaysia dapat tempat kedua pada Amazing Race Asia ke 2...

    YEAP...yang edisi pertama dahulu, dimenangi oleh ORANG MALAYSIA,diulangi ORANG MALAYSIA...

    tapi...INDON???mana INDON???
    oh luper..masa yang pertama INDON terkeluar...
    yang kedua...mana INDON??
    tak masuk sebb INDON Diakui tak mampu dari segi fizikal dan mental..dan juga IQ...

    dan yang pentingnya INDON nak pakai batik sepanjang race...BODOH!

    ah..lepas ni nanti INDON akan claim Amazing Race Asia milik INDON...biarkan!

    Congrats AREZEO..niat anda utk betulkan INDON dari terus BODOH..tapi.kenapa INDON masih tak sedar???
    itula namanya BODOH SOMBONG!

    ReplyDelete
  17. Batik Indonesia juga banyak levelnya. Kalau Anda cuma tahu Batik Tanah Abang, tentu saja Anda bilang batik Indonesia is cheap. Cobalah googling para desainer batik Indonesia seperti Iwan Tirta dan silahkan bandingkan sendiri.

    Batik Indonesia juga ada beraneka macam. Batik di utara Jawa berbeda dengan di Jogja. Belum lagi Batik Bali atau Batik Jambi. Untuk menyamakan semua batik Indonesia hitam dan bahannya murahan, menurut saya itu dangkal.

    It's natural that you think your Batik is better than ours.


    SOALAN SAYA : KENAPA ramai tidak tahu?? nampaknya kamu INDON hanya SYOK SENDIRI dengan BATIK kamu!

    Ya udah...BATIK Kamu ngak dikenali deh!

    ps..aku tak cakap BODOH kerana aku tgk ada pic wanita !...aku masih punya perasaan kasihan pada Indon

    ReplyDelete
  18. terserah malay mo ngomong apa faktanya batik itu made in Indonesia,kita mampu menjelaskan latar belakang batik berasal sedangkan malay tak mampu menjelaskan darimana latar belakang batiknya,malay baru begitu aja bangga,batik Indonesia sudah dikenal didunia sejak puluhan tahun kita g norak2 amat tuh?
    orang malay jangan bangga dulu selama ini yang mengharumkan negara malay sendiri kan kebanyakan dari keturunan cina,india mana pernah aku dengar orang melayu sendiri yang mengharumkan malay

    ReplyDelete
  19. indon jadi perampok pengecut semua.. hanya berani jadi kan kanak2 dan wanita sebagai tebusan..!!

    Bangsat kamu indon..lahanat..!!!

    ReplyDelete
  20. Duh kasihan banget sih itu malay bisanya marah-marah saja kasih penjelasan dong tentang sejarah batik dimalay ktanya pinter-pinter tapi kok g ada jawaban orang malay yang logis sih?ngomong doang neh bisanya

    ReplyDelete
  21. INDON: kamu mmg BODOH...perlu ker keluarkan kata2 manis? setelah apa yang arezeo terangakan,kamu masih tak mau terima...
    satu lagi..komen2 kamu semuanya bahasa yang tidak difahami...ntah apa makna, itula namanya komen kamu KOSONG!

    ya udah..INDON, kamu makin BODOH!

    ps: aku baru jerk tukar alas kaki tandas aku dengan batik INDON sbb taraf BATIK INDON mmg utk KAKI!

    ReplyDelete
  22. saudara/saudariku desember ceria..

    untuk pengetahuan anda, batik Indonesia di Malaysia harganya murah..
    Sekain itu, kain batik Indonesia kebanyakannya dipakai sebagai kain basahan di rumah oleh surirumah-surirumah kerana batik Indonesia yg diimport oleh Malaysia diperbuat daripada kain kapas dan selesa dipakai sebagai kain basahan..

    Berbeza dengan batik Malaysia, batik Malaysia kebanyakannya diperbuat daripada kain sutera.
    Terdapat juga batik Malaysia diperbuat daripada kapas namun pengusaha/perajin batik Malaysia gemar menggunakan kain sutera..

    Hal ini kerana orang Malaysia memakai batik Malaysia untuk tujuan2 rasmi seperti kerja, menghadiri majlis2 rasmi dan sebagainya..
    Bagi orang Malaysia, batik Malaysia dilihat sebagai salah satu simbol kemewahan..
    Kami tidak pakai baju batik Malaysia sebagai baju/kain basahan..
    Kerajaan Malaysia juga telah mewajibkan setiap hari Khamis kakitangan kerajaan wajib memakai baju batik...

    Saya akui terdapat batik Indonesia yg berkualiti tinggi di Malaysia tapi tak banyak...
    Kebanyakannya bermutu sederhana dan hanya sesuai dijadikan kain sarung basahan sahaja...

    Mungkin saya tidak tahu namun apa yang saya pasti Indonesia banyak berbicara tentang haknya ke atas batik Malaysia namun kurang mempromosikan batiknya sendiri..

    FYI, kerajaan Malaysia giat mempromosikan batik di peringkat antarabangsa. Misalnya, Malaysia telah mengadakan pameran kebaya nyonya dan batik di Immigrant Museum di Australia selain pertunjukan fesyen di Paris..

    Pada pendapat saya, lebih baik kamu menggiatkan promosi batik kamu daripada berbalah tak habis-habis dengan Malaysia mengenai isu batik..Itu lebih baik.

    ReplyDelete
  23. Perlu kamu ketahui,di Indonesia pun batik
    dipromosikan besar-besaran baik itu melalui acara fesyen diluar negeri maupun didalam negeri?
    Dan di Indonesia pun sejak dahulu sudah mewajibkan pelajar sekolah memakai batik setiap minggunya,bahkan pegawai negeri juga diwajibkan.
    Bagi kami Batik adalah simbol kekeluargaan dan kebudayaan Indonesia siapa saja bisa memakainya tanpa memandang kaya atau miskin,bahan tak jadi soal baik itu terbuat dari kapas atau sutera. kami lebih menghargai orang yang sudah susah payah membuat motif batik itu sampai batik tersebut kelihatan indah,karena tidak mudah membuat batik dengan tangan ,memangnya kalian hanya mencetak jadi hargailah orang yang membuatnya dan jangan menganggap rendah hanya karena bahannya terbuat dari kapas ,maka tidak berkualitas (terlihatlah sebenarnya siapa yang sombong Kami atau kalian?)

    ReplyDelete
  24. dah nama pun INDON BANGSA BOHOH...jadi memang mak bapak orang INDON ajar akak2 dia cara macan tu....di THAILAND pun ada batik..di CHINA juga ada batik..,di MALAYSIA pun ada batik yang dibuat oleh rakyat negeri TERENGGANU dan KELANTAN...ORANG JAWA INDON TAK PERNAH SAMPAI KE TERENGGANU dan KELANTAN UNTUK AJAR BUAT BATIK...tak ada rakyat MALAYSIA yang pergi ke INDON untuk belajar buat batik....BODOH PUNYA INDON....tarian RIOKPONOROGO TU bukan orang melayu yang amalkan di JOHOR,,tapi orang JAWA ASAL INDON yang dah jadi rakyat MALAYSIA...JADI INDON BODOH memang tak tahu fakta sebenar...INDON BANGSA BODOH HANYA TAHU UNJUK RASA,,,YANG PENTIG DAPAT MAKAN NASI BILA SELESAI BUAT DEMO ATAU UNJUK RASA.....MISKIN BANGET INDON D.......

    ReplyDelete
  25. malingsia cuma mo menang sendiri....pdhl malingsia tidak ada budaya yg dapat di banggakan...mana budaya asli malingsia..???
    bisa nya cuma kongsi ama budaya negara lain...
    trus ngambil budaya orang lain..

    ReplyDelete