Indonesia menimbulkan provokasi lagi selepas isu Rasa Sayang reda. Terbaru mereka menuduh bahawa Malaysia mengklaim bahawa tarian Reog Ponorogo berasal dari negara kita. Dari nama Ponorogo pun dah tau, bahawa ini bukan tarian Malaysia. Tuduhan ini akhirnya memalukan mereka sendiri. Lihat rangkuman berikut. | |
Pada 29 November 2007, beratus2 polis telah dikerahkan di hadapan pejabat Duta Malaysia ke Indonesia di Jakarta. Ini kerana satu demonstrasi anti-Malaysia diadakan di situ! (Lihat gambar) | ||
Kira2 1000 orang berkumpul di hadapan pejabat duta untuk menyatakan bantahan atas tuduhan kononnya Malaysia mencuri kebudayaan Reog Ponorogo. Klip video di sebelah yang dipetik dari Liputan6.com menampilkan aksi para pendemonstrasi. | | |
Beberapa hari sebelum itu, mahasiswa sebuah universiti turut membakar bendera Jalur Gemilang. Lihat video di sebelah yang dipetik dari Liputan6.com. Perlukah tindakan sebegini dilakukan? Sedangkan Malaysia tidak pernah mengklaim Reog Ponorogo berasal dari negara Malaysia. | | |
Berbalik semula kepada citer demo tadi. Tau tak apa yang mereka buat di depan pejabat Kedutaan kita? Mereka telah dimalukan oleh duta kita, Datuk Zainal Abidin Mohamed Zain dengan hanya mengeluarkan kenyataan berikut. Tonton klip video statement bijak Datuk Zainal di sebelah yang dipetik dari MetroTVNews.com. | |
Pertama sekali saya ingin menjelaskan bahawa kerajaan Malaysia tidak pernah mengklaim bahawa tarian barongan ini asalnya dari Malaysia ataupun originalnya adalah daripada Malaysia. |
Statement pendek yang bijak dan bernas dari duta kita itu menyebabkan para pendemonstrasi itu terdiam seperti terpukau. Indonesia nampak gayanya sejak akhir2 ini, cepat melatah dengan isu2 remeh seperti ini. Last2 sendiri yang malu. Hanya 3 minit saja diambil oleh Datuk Zainal untuk menyuraikan para demonstrasi yang turut disiarkan secara langsung di TV Indonesia! Hahaha. | ||
Aku ingin mengucapkan setinggi2 tahniah kepada Datuk Zainal atas kebijaksanaannya menangangi kebodohan rakyat di negara beliau bertugas.Datuk juga berani menyuraikan 1000 para pendemonstrasi Indonesia. Yang lebih penting, Datuk juga telah memperlihatkan kebodohan mereka, sehingga mereka yang sebelum itu berkobar2, terus terdiam dan termalu. Sudah tentu mereka berasa malu kerana selama ini mereka ditipu oleh media negara mereka bahawa Malaysia mengklaim Reog Ponorogo / Barongan berasal dari negara ini. Yang lebih penting, kita tidak rugi apa2 dengan mengatakan Reog Ponorogo / Barongan bukan asal Malaysia. Tambahan pula, seni budaya Barongan ini adalah budaya minoriti yang terdapat di negeri Selangor dan Johor. Barongan tidak sinonim dengan nama Malaysia. Tidak pernah aku mendengar, pelancong asing berebut2 datang ke Malaysia untuk menonton Barongan. | ||
Semasa pertunjukan Citrawarna, Barongan juga tidak dipersembahkan. Johor lebih berbangga mempersembahkan tarian Zapin. Tonton klip video Citrawarna 2006 bagi persembahan negeri Johor dan Selangor. Dalam klip ini, Barongan ada disebut, tapi ia tidak dipersembahkan kerana bukan ikon utama Malaysia. | | |
Kenapakah isu ini diperbesarkan di Indonesia? Dan aku tertanya2, rugi sangat ke Indonesia kalau di Malaysia dipersembahkan Barongan hinggakan perlu diadakan demonstrasi yang akhirnya memalukan diri sendiri? Selepas Reog Ponorogo, kita tunggu dan lihat tuduhan jahat selanjutnya dari jiran tetangga kita ini. | | |
p/s - Di sini juga, aku ingin menyatakan bahawa Reog Ponorogo/Barongan bukan budaya asli Malaysia. Bahkan tidak terdapat catatan mengatakan Barongan adalah berasal dari Malaysia. Rakyat Indonesia sebenarnya telah ditipu oleh media negara mereka sendiri. Di bawah ini adalah berita penuh yang dipetik dari Bernama. |
JAKARTA, 29 Nov (Bernama) -- Duta Besar Malaysia ke Indonesia Datuk Zainal Abidin Mohamed Zain memerlukan hanya tiga minit untuk menyuraikan demonstrasi anti-Malaysia, yang sebelum itu berkobar-kobar dan kononnya akan berlangsung satu tindakan nekad di hadapan kedutaan di sini pagi ini. |
BETAPA MALUNYA DUBES MALAYSIA DIHADAPAN RAKYAT INDONESIA MENGAKUI BAHWA REOG ATAU BARONGAN ADALAH MILIK INDONESIA.
ReplyDeleteSUNGGUH MEMALUKAN APABILA SEBELUMNYA REOG/BARONGAN DISEBUT SEBAGAI WARISAN BUDAYA MELAYU DI MALAYSIA.
MEMALUKAN SUNGGUH MEMALUKAN.
anonymous
ReplyDeletesila nyatakan bukti dimana reog / barongan disebut sebagai warisan budaya melayu di Malaysia?
saya tidak penah mendengar reog/barongan itu budaya Melayu. Ia adalah asal jawa.
Silahkan Lihat Di Web Pemerintah Anda:
ReplyDeletehttp://www.heritage.gov.my/
di situ jelas sekali disebutkan bahwa tari reog adalah warisan budaya melayu. dengan mengganti nama reog menjadi barongan dan mengganti awal cerita kemunculannya.
ReplyDeletedisana disebutkan bahwa reog berasal dari kisah nabi sulaiman padahal sebenarnya kisahnya berkaitan dengan kerajaan Kediri di jawa timur jaman dulu.
anonymous :
ReplyDeleteStupid indon... dont you understand any of the words?? tell us.. exactly where is the evidence we claim your so called reog barongan as our heritage??
We never claim reog ponorogo as our heritage in
http://www.heritage.gov.my
where ? where ? give us the exact line..
sila beritahu baris dan ayat yang menyatakan Malaysia mengklaim Reog Ponorogo adalah milik Malaysia.
ReplyDeleteSilakan...
Website yang beralamatkan di http://www.heritage.gov.my/ tidak bisa saya buka sama sekali, saya tidak tahu kenapa?. terdapat tulisan:
ReplyDelete503 Service Unavailable
Unable to connect to 172.16.10.9.
Bila pun tak terdapat tulisan klaim atas reog atau barongan di web tersebut pastilah tulisan di web tersebut sudah di ubah dikarenakan Duta Besar Malaysia telah mengakui di hadapan 220 juta rakyat Indonesia bahwa reog adalah milik Indonesia pada tanggal 29 November 2007, tanggal yang bersejarah.
SANGAT MEMALUKAN SEKALI.
Anony :
ReplyDeleteEncik Indon, kami tak malu pun, buat apa nak malu ngan benda2 bodoh macam ni... indon idiot.. kalut...
Kami di Malaysia tidak malu apa2 pun dan yang lebih penting, kami tidak rugi apa2 pun dengan mengatakan Reog Ponorogo adalah milik Indonesia.
ReplyDeleteKalian yang perlu malu kerana menuduh kami secara melulu tanpa usul periksa.
Betul kan?
hi arezeo n all malaysians,
ReplyDeletejgn la layan indon bodoh nie..dorang nie memang lah bahlul and low class compared to us...so x yah layan..wat per nak layan org2 low class nie...nanti kite pun jadik bodoh cam dorang..anyway hidup PLU!!!! (tetiba hehe...arezeo x gi LQ ker tonite?)
Re: arezeo x gi LQ ker tonite?)
ReplyDeleteTurun KL hari Ahad nanti. So, tak gi La Queen. Mungkin ke Maison je kot Ahad nie. Jom lerrr ke Maison
hmmm, http://www.heritage.gov.my/ udh dihack nih Boss..
ReplyDeleteWar Cyber udh dimulai dari Malingsia cari gara2-hue3x
Btw, Seru jg yah perhelatan Indonesia - Malingsia apalagi rame ttg masalah kebudayaan yang diklaim Malingsia..
ABCDE - Aduh Bo' Cape Dech Eke
media indonesia ni tak ada isu lain sebenarnya..sengaja api2kan rakyat mereka benci malaysia.kerana mahu tutup masalah dalaman negara mereka yg kronik dan sukar untuk diubati.kalau tengok video tu..nampak sangat kite ni adalah profesional dan waras.tak macam mereka..semberono je..yg herannya,,,yg pakai serban pun sama ja...masionalis sekular betul lah..
ReplyDeletePeralatannya aja beli dari INA bahkan buku penggunaanya juga dari INA... mo ngomong apa loe?
ReplyDeleteTo Arezeo:
ReplyDeleteIni buktinya kalo Malaysia mengakui Reog Ponorogo sebagai milik Malingsia: http://www.heritage.gov.my/kekkwa/viewbudaya.php?id=469
Ada tulisan Malingsia pada penampilan Reog (barongan).
Tetep aja Malingsia goblog...
apa namanya tidak mengklaim jika reog dimasukkan ke dalam site warisan budayamu ?? nama reog diganti menjadi barongan.. sejarahnya diganti berdasarkan cerita nabi Sulaiman.. dibuat berbeda dengan sejarah asli Reog, sungguh keterlaluan.. tidak ada sedikitpun kalimat yg mengatakan berasal dari Jawa..
ReplyDeleteRe: tidak ada sedikitpun kalimat yg mengatakan berasal dari Jawa..
ReplyDeleteTidak ada kalimat mengatakan ia asal Jawa tidak bererti kami mengklaim ia milik Malaysia. Lagi pun Pak Duta Malaysia telah menjelaskan bahawa Malaysia tidak pernah klaim ia milik Malaysia. Media Indonesia terlalu ghairah dengan isu ini, padahal di media Malaysia, coverage isu ini hampir tiada langsung. Ini kerana isu remeh seperti ini tidak merugikan kami apa2 sekiranya kami mengatakan Reog Ponorogo adalah milik Indonesia.
Gitu deh mental maling...ketika ada protes..buru-buru bilang..."cik, ini masalah remeh..." atau "cik, Mana bukti kami mengklaim?"(ini kata Arezeo) atau... "tak ade kami mengklaim. Itu budaya bersama....". "Cik, kami tak payahlah dengan budaya awak itu, kami tak butuh..." (tak butuh? kenapa dimasukan kedalam laman budaya awak untuk jadi promosi wisata, hah?)
ReplyDeleteatau ini "cik, ade provokator nak merusak hubungan Indonesia-Malaysia..."(alah, mencari-cari kambing hitam...siapa yang menyiram bensin ke api duluan?)
atau yang paling lucu "tak usahlah diurus "indon bodoh" ni...,"(bodoh?kami justru pintar sehingga Malaysia pun tertarik untuk mengklaim budaya kami...)
betul-betul mental maling...periksa dulu laman wisata awak...
apa Arezeo ini tidak pernah belajar waktu kasus pengalaman pertemuan Budaya di Osaka kemarin ya? lagu "Ingging Garinggiang" karya seniman Padang Tiar Ramon tahu-tahu dipakai oleh pemuda-pemudi Malaysia disana untuk tarian mereka? dari situ saja pun seharusnya Arezeo dan teman-teman Malaysianya pun seharusnya sudah tahu kalau Pejabat-pejabat mereka sengaja nak mengambil lagu-tari dan budaya Indonesia atau setidaknya nak memprovokasi...
ReplyDeleteUntungnya Konsul Jenderal kita disana sudah mengirim surat protes ke Malaysia, dan Malaysia resmi minta maaf atas kasus ini...jadinya tidak melebar...
Sila baca petikan dari Duta kami "Pertama sekali saya ingin menjelaskan bahawa kerajaan Malaysia tidak pernah mengklaim bahawa tarian barongan ini asalnya dari Malaysia ataupun originalnya adalah daripada Malaysia." Malah di laman web wisata kami juga tidak ada dinyatakan tarian ini adalah asalnya Malaysia. Dan saya selama ini tidak pernah menonton tarian Barongan di Malaysia. Ia hanya seni budaya minoriti.
ReplyDeleteDasar Malaysia...jawabannya muter-muter terus...
ReplyDeleteBaik, anggaplah ia adalah budaya minoriti...tapi dengan memasukannya kedalam Laman Wisata awak, lalu tidak ada penjelasan lebih lanjut darimana asal mula dari mana ia berasal, itu sudah membuktikan bagi kami,
cik, taktik pejabat awak itu sudah terbaca dari dulu, pertama dimasukan kedalam laman budaya untuk promosi pariwisata, sejarah dan nama diubah, ketika ada protes buru-buru bilang "tidak mengklaim"...
persis banget dengan Sipadan Ligitan dulu...bersepakat tidak akan membangun kedua pulau itu sampai pembicaraan lebih lanjut...eh tahu-tahu diduduki diam-diam....
Ya begitu deh, kalau tidak diprotes tahu-tahu saja Barongan itu akan diklaim jadi milik Malaysia asli...la wong sudah masuk laman wisata, piye to?
memang deh kalau jawaban Malaysia selalu berputar-putar...tapi kami tidak bisa dihibur lagi dengan jawaban seperti itu, cik...sudah banyak kasusnya...termasuk yang di Osaka kemarin...
O ya, waktu saya disana, stand Malaysia ternyata menggunakan lambang Gambang Semarang (semarang, kota di jawa Tengah) sebagai lambang gerbang masuk...nak bilang lagi kami tidak mengklaim, cik?
Betul, pemuda Osaka...kita harus berhati-hati menghadapi Malaysia ini...sifatnya adalah bilang tidak mengklaim tapi diam diam ketika kita lengah langsung sikat...tidak hanya Sipadan Ligitan...waktu ambalat pun pada saat pekerja kita akan membuat rambu suar disana tahu-tahu datang TDRM memukuli pekerja kita disana...untung saja TNI kita siap menghalau TDRM dari situ...weleh...pokonya Indonesia harus siap menghadapi si "adik" yang sudah mulai nakal ini...
ReplyDeletesorry oot...
Ingat sejarah,
ReplyDeletebangsa Malaysia pernah dijajah Majapahit
makanya ngaku-ngaku kebudayaan jawa
(sekarang malaysia sedang proses mengklaim kebudayaan ingris)
begini ya, dlm berita itu arazeo benar2 menelan media utusan mentah2.. dng wawasan yg sempit dan terbiasa dicekoki alat kerajaan malazy, pendema bukannya terpukau oleh kata2 dubes malazy .. disini kami profesional.. km mendema, ingin sikap jelas dr dubes malazy... kami diterima berdialog dng dubes malazy dan dubes itu kooeperatif, akhirnya dubes malazy keluar utk cakap, intinya budaya reog yg sempat di klaim sbg warisan budaya melayu malazy diluruskan oleh duta besar malazy, yg mana ianya milik asli budaya ponorogo (indonesia). jadi buat apa kami (pendemo) berlama-lama di sana ketika visi dan misi kami berhasil... menegakkan kebenaran dan kenyataan bahwa malazy telah salah dan buru2 dlm usaha pemalingannya.... dsini jelas yg MALU adalah duta besar malazy.. entah apa yg dilaporkan oleh sang abdulah... btw sy saksi mata dan ikut mendemo secara tertib aman dan terarah serta profesionalisme dijunjung tinggi....
ReplyDeletekalau ianya memang bukan ikon malazy, buat apa masuk dlm situs kebudayaan yg digagas kerajaan kalian... apa kerajaan kalian confuse & panic dengan minimnya budaya asli malazy....buat apa?
ReplyDeleteanda anggap kecik tp kerajaan anda merasa butuh tari barongan sbg warisan budaya.... so.. mana satu sy boleh percaya?
apa awk x tahu selama ini kerajaan kalian memesan alat2 pendukung tarian tsb ke malazy, guna mensukseskan proses pemalingannya... nasib baik blm terlambat kami protes....
arazeo , awk nampak cerdik pandai, tp jangan ubah pandangan sy pd awk jika awk tidak boleh terima kenyataan yg ada, lainkali jika nak jadi pemenang blog award, belajarlah tidak munafik!
Re: arezeo x gi LQ ker tonite?)
ReplyDeletehi...i x penah gi maison...ader aper kat situs?
wah..u ols, glam nyer. Narnia park kat maner yek?..
ReplyDeleteFrustasi nih boss...cuma bisa mencopy dan mengejek Indonesia sebagai stupid dan babu...he-he-he...hebat ya Indonesia, bahkan tuan pun belajar dari "babu"nya...he-he-he...
ReplyDeletejangan bilang Kami (Orang Indonesia) Bodoh, mereka yg berdemo terkadang tidak tahu masalah yg sebenernya, bukan berarti itu bodoh.
ReplyDeleteSaya pribadi memohon, STOP saling ejek dan menjelekkan, tidak perlu kita saling menjelekkan, mungkin yg kita ejek lebih baik dari kita sendiri.
Saya tidak mau bilang Indonesia benar atau malaysia benar, mari kita perbaiki hubungan ini, dengan tidak memperpanjang dan tidak saling berkomentar yg jelek.
Silahkan masing masing lebih Intropeksi diri.
FYI: i got this Barongan article here http://www.musicmall-asia.com/malaysia/folk/barongan.html
http://www.musicmall-asia.com/malaysia/folk/barongan.html
ReplyDeleteoh jadi resmi ya mereka meng-klaim reog, wah wah wah.....
auku said...
ReplyDeleteorg indonesia sebenarnya tau tak apa maksud klaim@claim@klim(?)?ianya bhs inggeris yg bermaksud dakwa...
bila kita kata dakwa,itu bermaksud sesuatu yg tak pasti lagi...
MALAYSIA TAK CLAIM @ DAKWA REOG ITU WARISAN ASLI MALASYIA...
BARONGAN ITU DIMAINKAN DI SELNGOR DAN JOHOR!
THAT S ALL!SUSAHNYA LAA NAK TERANGKAN...ANDA TERLALU BNYAK DENGAR BERITA TAK BETUL LAA...
KALAU SUMBER BERITA ANDA SUDAH KORUP,MAKA ROSAKLAH BERITANYA...TAK BOLEH PAKAI...
The ONLY PROBLEM is...kalo kalian tidak claim TIDAK PERLU masukkan reog atau apa lah budaya INDONESIA ke website budaya kalian.
ReplyDeleteANdaikata mau PINJAM. TOLONG..ditulis/dicantumkan ASAL MUASAL kebudayaan tersebut. Macam copywright lah.simple kan?
Ini jadi masalah, karena ini milik INdonesia, milik suatu negara dengan jutaan penduduk. Makanya kami ribut. Kalian di sekolah diajarkan budaya negara kalian ngga? Di sekolah kami iya, since grade school, makanya we are aware of what belong to us. Understand my fellow neighbour?
Yes, we have problems in understanding each other languange. But please read it with cold head.
Something you said u havent claim, but U didnt put in WHERE it come from could be a missunderstanding.
Lets' just say (imagine this!) a europian, US citizen, or other asian read ur web...do they know u only put it in without claiming it? Of course not my friend...
+I'm writing this trying to put my emotion aside. I hope u do too.
menoedh : Senang cerita la... berita anda yang korup telah merosakkan pemikiran anda.
ReplyDelete"senang cerita la"..itu apa? Like to tell story? what story?
ReplyDeletewhich corrupt news that destroy my mind bahadur?
see..how could indon and malay communicate if we dont even understand each other languange? ape yang serumpun?? we use the same word but it have a total different meaning.
simple example:"pusing-pusing" for malay is taking a walk in the city (correct me if I'm wrong)
"Pusing-pusing" for indon is headache. Now is that serumpun??
dont try to provoke, try to understand each other. Dont tell only negative side of each other. Evry country have negative side. It wont stop. We are all idiots if we keep on babbling about who's the worst of all.
YES, WE (indon and malay) ARE ALL IDIOTS WHO COULD ONLY YELL AT OTHERS AND COULDNT SEE HOW bad OURSElves REALLY ARE
Auku said :
ReplyDeleteIngin saya tekankan di sini bahawa site www.heritage.gov.my telah MENYATAKAN ASAL USUL budaya termasuk budaya indonesia...kecuali tarian barongan dll(tak sempat tengok semua,DAH KENA HACK!).Seingat saya ada satu budaya di indonesia dinyatakan drpd Sumatera...
Mungkinkah Kekkwa dah terlepas pandang?Manusia kan tak lepas dr kesilapan
menoedh!okay anda sudah faham permasalahannya!bagaimana dengan teman2 indonesia yang lain?rata2 mengatakan kami ini mencuri...padahal semua ini hanyalah misunderstanding...REALLY2 BIG MISUNDERSTANDING!
Diplomasi>diplomasi>diplomasi>demonstrasi??
dah la yang sudah tu sudah la..
ReplyDeleteharap lepas ni tidak akan berlaku lagi perkara camni..:(
well,rusuhan..isint that those ppl love to do.beside what else can they do?lol that's y they'll need to find a new issue so they can demonstrate. *eyerolling*
ReplyDeletewajar lah jk indonesia mnuduh malaysia bgitu....
ReplyDeleteato nagatif thinking.
trauma dooo, dolo te batik yaku jua diambil hak paten'y (capa yg rela)
cmua org pny rsa jua, jd wajar tak ingin diambil yg bribu kali'y budaya yaku nie !!!
so solusi'y????
biar lah "bodo", yg pnting kreatif from tradisi doloeeee...
ReplyDeletetp mun mncuri (tak kreatif pula donk) !!!
mnyebut org bodo, tp dia sndiri mnjiplak dari org bodo... bkn'y aneh tuch????
korek lah budaya kau sndiri, jgn cri yg lain donk !!!
maaf yuuuu
dodol malingsia
ReplyDeleteHhehheehhehe...
ReplyDeleteGANYANG....!! MALINGSIA...!!
ReplyDeleteGANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
GANYANG....!! MALINGSIA...!!
dihack aja susah amat sih!
ReplyDeletecoba yang bisa donk kerjain,.gue gaptek nih
hahaha
akhirnya ramai gak indon yang mengaku diorang bodoh... hahaha bagus bagus.. kalian mmg bodoh. memalukan orang keturunan indon di malaysia aja.
ReplyDeletelucu n rame...gimana kalo ganti topik? mengapa artis malaysia ga laku di indo daripada artis indo di malaysia?..jawabannya gampang..karena mereka GA KREATIF. hehehe...o ..o..kamu ketahuan!!!hehehe
ReplyDeleteyuk org malaysia tuh mang kaga kreatifff doooo
ReplyDeletengaca donkkkkkk !!!
Wong lagu kebangsaannya aja(negaraku) nyewa kok ama kita...aslinya kan lagu rakyat di Sumatra Timur (mnrt Arswendo)
ReplyDeleteUdahlah jgn diceng2in lg,mendingan qt bikin smua bikin band trus berkarir di malaysia... ga usah yg bagus2 amat. ngasal ajalah. dijamin jadi milyuner qta. Saingannya mentok2 plng UK's ama apa tuh yg lagunya "manis dibibir".... hueek.
MasyaAllah, betul-betul berbeda apa yang ditulis oleh koran Malaysia ini dengan apa yang terjadi dilapangan. Maaf, perkenalkan, saya Ahmad Mirzan, saya wartawan Tribun ditempatkan di jakarta. Yang terjadi disana memang sangat singkat yaitu Dubes Malaysia Z.A. Abidin Mohamed Zain, memeberikan penjelasan, tapi sebenarnya yang terjadi tidak ada demonstran yang terpukau, yang terjadi adalah demonstran BERSORAK mendengarkan penjelasan bahwa Malaysia tidak mengklaim reog. Setelah sorak itu selesai baru Pak Dubes meninggalkan tempat sambil dijabat tangan oleh perwakilan demonstran, dan setelah itu demonstran bubar sambil tersenyum puas karena penjelasan itu.
ReplyDeleteSaya ada dilapangan saat iu, dan berada didekat Pak Dubes yang berdiri di depan pintu gerbang kedutaan. Tapi kenapa yang dibuat bernama sangat berlainan seolah-olah demonstran terpaku lalu meninggalkan secara bergegas-gegas.
Agenda apa yang dibawa oleh Bernama dengan menulis sekuen berita yang tidak jujur seperti itu??
Ahmad Mirzan
Desk Metropolitan
Tribun Jabar
dapat dikontak di 0813-99-453-321
Ahmad Mirzan, sila rujuk video ini. Tidak kelihatan pun demonstran BERSORAK. harap maklum
ReplyDeleteVideo itu sudah saya tonton di Metro TV, tidak di You Tube, Mirzun (yang namanya "mirip"), coba kamu lihat sekuen berita Metro TV, harus saya katakan, film itu sudah tidak menampilkan keseluruhan kata-kata pak dubes (hanya sampai ke masalah 150-200 tahun asal muasal reog), langsung dipotong, saya tidak tahu kenapa, apakah diedit atau tidak terekam (tapi kemungkinan besar diedit untuk mengisi efisiensi slot berita).
ReplyDeleteTapi setelah pak dubes selesai berbicara, ada tepuk tangan dan tempik sorak, dari sekitaran pak dubes tersebut (tidak semua memang, karena Pak Dubes memakai pengeras suara portable, tidak bisa mencapai sampai kebelakang sekali, maklum 1000 orang, apalagi dijalan raya yang ramai).
Sebelum Pak dubes masuk,dia disalami oleh orang yang memakai berbaju putih dan yang memakai baju lorak-lorek setelah itu mereka pulang sambil tersenyum puas karena telah berhasil mendapatkan pernyataan langsung dari pak dubes, pulangnya pun tidak bergegaas-gegas. (itu tidak ada dalam Bernama maupun metro TV, sepertinya saya harus mengkritik kinerja Metro TV memang, tapi ya masalah efisiensi itu tadi sepertinya). Saya berani berkata itu karena saya ada dilapangan.
ps: coba deh, tonton lagi video itu, orang awam pun tahu kalau omongan pak dubes kepotong diakhir.
saya jadi bingung kenapa berita di Bernama sangat jauh dengan dilapangannya???
Ahmad Mirzan
Desk Metropolitan
Tribun Jabar
0813-99-453-321
Ahmad Mirzan, sila kemukakan video sebagai buktinya....
ReplyDeleteWah, maaf saya adalah wartawan media cetak, tidak punya akses ke TV dan saya sedang sibuk mengedit berita malam ini sebelum dead line(sambil lihat blog ini :) ), lebih baik anda sendiri yang mencari karena saya hanya ingin menjelaskan duduk perkaranya. Coba anda cek di you tube berita dari Trans TV, Global TV, RCTI, SCTV, atau media televisi Indonesia lainnya. (setahu saya sepertinya ada satu atau dua stasiun yang menayangkan tempik sorak itu dari sekian banyak stasiun TV , walaupun pendek, kalau tidak salah Trans TV, kalau tidak salah ya, maklumlah sudah sedikit lama kejadiannya), urusan percaya atau tidaknya itu urusan kamu, karena saya sendiri yang terjun ke lapangan saat itu.
ReplyDeletesalam persahabatan dari Indonesia.
Ahmad Mirzan
Desk Metropolitan
Tribun Jabar
0813-99-453-321
U BILANG MALAYSIA TIDAK PERNAH MARAH INDONESIA MENGKLAIM BARONGAN ADALAH MILIK INDONESIA?
ReplyDeleteJELAS LAH BEGO.ORANG TU REOG EMANG ASLI DARI INDONESIA.NGAPAIN JG U ORG PROTES INDONESIA NGEKLAIM BARONGAN.ORG YANG NGEKALAIM LU BKN INDONESIA
Saya hanya mau komentar...jika memang malaysia tidak mengklaim hal tersebut tetap saja tidak etis jika budaya suatu negara digunakan untuk promosi di negara lain..
ReplyDeleteINDON KUNO, MISKIN, PATUT AR RAMAI YANG MAMPUS DILANDA TSUNAMI...
ReplyDeleteDASAR X SEDAR DIRI, MALAYSIA(NEGARAKU!!!!)YANG HANTAR BANTUAN DULU KE ACHEH WAKTU ACVHEH DILANDA TSUNAMI....
KALAU MALAYSIA X HANTAR BANTUAN, MAKAN MAYAT AR ORANG2 ACHEH YANG TERSELAMAT...
Setuju,
ReplyDeletejika memang malaysia tidak mengklaim hal tersebut tetap saja tidak etis jika budaya suatu negara digunakan untuk promosi di negara lain.
Setuju,
jika memang malaysia tidak mengklaim hal tersebut tetap saja tidak etis jika budaya suatu negara digunakan untuk promosi di negara lain.
Setuju,
jika memang malaysia tidak mengklaim hal tersebut tetap saja tidak etis jika budaya suatu negara digunakan untuk promosi di negara lain.
Setuju,
jika memang malaysia tidak mengklaim hal tersebut tetap saja tidak etis jika budaya suatu negara digunakan untuk promosi di negara lain.
Setuju,
jika memang malaysia tidak mengklaim hal tersebut tetap saja tidak etis jika budaya suatu negara digunakan untuk promosi di negara lain.
Malaysia pandai bersilat lidah,
ReplyDeletejika memang malaysia tidak mengklaim hal tersebut tetap saja tidak etis jika budaya suatu negara digunakan untuk promosi di negara lain.
Malaysia pandai bersilat lidah,
jika memang malaysia tidak mengklaim hal tersebut tetap saja tidak etis jika budaya suatu negara digunakan untuk promosi di negara lain.
Malaysia pandai bersilat lidah,
jika memang malaysia tidak mengklaim hal tersebut tetap saja tidak etis jika budaya suatu negara digunakan untuk promosi di negara lain.
Malaysia pandai bersilat lidah,
jika memang malaysia tidak mengklaim hal tersebut tetap saja tidak etis jika budaya suatu negara digunakan untuk promosi di negara lain.
Malaysia pandai bersilat lidah,
jika memang malaysia tidak mengklaim hal tersebut tetap saja tidak etis jika budaya suatu negara digunakan untuk promosi di negara lain.
Malaysia pandai bersilat lidah,
jika memang malaysia tidak mengklaim hal tersebut tetap saja tidak etis jika budaya suatu negara digunakan untuk promosi di negara lain.
Malaysia pandai bersilat lidah,
jika memang malaysia tidak mengklaim hal tersebut tetap saja tidak etis jika budaya suatu negara digunakan untuk promosi di negara lain.
akhhhh malaysia BANGSAT. ayo kalo berani kita maju perang.malingsia khan negara pengecut...bahwa sebenarnya merekalah yang mengemis2 kemerdekaan kepada inggris. lihat indonesia yang telah berjuang selama 3,5 abad untuk berperang memperjuangkan kemerdekaannya.lihat juga kenyataannya, bahwa indonesia mengirim orang ke malingsia atas permohonan mahatir mohammad kepada bung karno, agar parti UMNo bisa menang di malaysia. lihat juga busuknya politisi malaysia yang menikam saudara dengan mengatakan bahwa politisi malaysia itu adalah seorang gay.KAKAKAKAAAAKAKAKA....LUCU SEKAIL KAU MALINGSIA
ReplyDeletehahahaha politik di indonesia itu bersih kali ya??? hahahha
ReplyDeletelihat aja pemimpin kaya raya, tapi rakyat mati kelaparan hahahaha di malaysia gak ada yg mati kelaparan seperti di indon. di malaysia gak ada yg sanggup mati utk merentas lautan ke negara lain hanya utk bekerja.
coba ditanya sama presiden kamu, berapa juta duit haram telah masuk ke perut mereka dgn menindas rakyat indon.
indon itu hanya tau perang perang perang. gak ada otak kali ya. kasihan, karna kamu dijajah belanda yg kejam dan tak ada otak juga seperti kalian. karna itu kamu bersusah payah perang sana sini akhirnya negara kamu mundur.. hahahaha
mungkin kamu ingin dijajah inggeris ya. yg lebih diplomasi tapi gak kesampaian cita2nya. hahaha untung malaysia gak seperti indon yg hanya tau perang. kita guna otak, utk menyelamatkan bumi malaysia. akhirnya kita merdeka...dan kita jauh lagi maju dari indonesia yg suka berperang itu.
tapi di indon merdeka tapi masih dijajah, bkn oleh belanda tapi amerika dan india hahaha masih percaya dewa2 segala. yg islam pun gak boleh dibeza dgn kafir karna gak ada beda hidupnya. yg miskin makin miskin, yg kaya makin kaya...
indon merdeka????? hahaaha
RAPATKAN BARISAN PEMUDA INDONESIA !!!
ReplyDeletemasya allah...masih aje yee ga ngerti bahasa yg di ceritakan oleh saudara ahmad mirzan.udah bagus2 saudara ahmad mirzan menjelaskan duduk permasalahannya,masiiiiiih aja ada penyulutnya.ckckckck..
ReplyDeletesudahlah...jgn lg saling mengejek, menyulut dan memperkeruh suasana.mending berbenah diri sebaik2nya untuk diri kita terlebih dahulu baru setelah itu untuk negara kita masing2.tumbuhkan rasa nasionalisme kita saudara ku..
Perang? Tak yah peranglah.... Aku kentut kat selat melaka tu kang terus tsunami pulau Jawa tu kang...
ReplyDelete"Barongan is a processional and dance drama form, performed mainly in the Batu Pahat district of Johor, which is closely related to kuda kepang (Mohd. Ghouse, 1992). The instruments used here are similar, with the exception of 2 angklung being used instead of the 5 in the kuda kepang, and the addition of the selumprit, a reed instrument similar to the serunai.
ReplyDeleteLegend has it that the Barongan is a mystical creature which was once a man.The man turned into a Barongan because a spell had been cast upon him by faireis whom he teased to amuse himself. The Barongan was ordered to follow the Kuda Kepang forevermore, which is why the Kuda Kepang dance is always followed by a Barongan performance today. (TDC Malaysia 1996)"
not a word describing malaysia claiming barongan its heritage..so, whats the buzz?
"Orang-Orang Yang Sombong Adalah Menolak Kebenaran dan Meremehkan Manusia" Al-Hadits
ReplyDeleteudah tau salah minta maaf lah..
ReplyDeletejangan udah salah lantas bisa nya menghina
lalu bilang "cik, Mana bukti kami mengklaim?"(ini kata Arezeo)
awak kasih tau yah beda nya maling sama bukan.
bedanya tuh gampang maling itu gak pernah minta izin klo mo ngambil sesuatu yang bukan miliknya.
ingat itu baik baik, masih pada pintar dan punya moral kan.
nah sekarang kami akan bertanya
apakah sebelum kejadian ini pemerintahan malaysia yang kata nya terhormat itu dan pintar pintar itu memohon izin untuk memakai tari pendet untuk iklan mereka ??
bisa jawab gak?? gak bisakan!
ada tidak permohonan secara resminya?
tidak ada kan!
so jangan salah kan kami untuk berteriak MALING.....
ingat itu baik-baik
kecuali budaya kalian memang gemar mengambil sesuatu yang bukan hak nya tanpa izin dan pantaslah di beri gelar MALING
Woii indon, pikir la skit. ada lebih 1 juta keturunan jawa kat malaysia. Bangsa jawa nak kekal kan budaya jawa pon tak bole ker. Aku sendiri keturunan jawa kat malaysia. Aku bersyukur aku tak lahir kat indon.
ReplyDeletehoi indon goblok..lu baca sini..gue jg anak jawa. Jadi 'jawa'nya kami ini mau buang mana? Dalam toket mama mu ya??? Syukur datuk nenek kami lari dari indon. Kalo enggak..barangkalinya sama aja goblok kita ini ya..politik sesuatu negara bisa membangkitkan kebijaksanaan ato kegoblokan sesuatu bangsa. Ternyata negara kamu menjadikan kamu itu GOBLOK. Ganyang Indon..ganyang madura! Madura sialan ga tau diri..dulu di ganyang di kalimantan oleh orang dayak dalam negara sendiri. Kini mau cari pasal ya..hidup pelacur madura...mati kontol jantan madura..ha ha
ReplyDeleteseorang pesara guru sekolah di malaysia, mampu beli 2-3 mobil. tapi malangnya seorang pesara guru di indon hanya mampu miliki Honda Cub..jadi..cemburu la tu..orang sakit hati macam2lah masalah timbul. Aku tau mmg banyak anak2 muda indon yang menyumpah datuknenek dia. "kalaulah datuk nenek saya, berhijrah ke malisia, tentunya aku ini anak jawa yang bertuah" Habistu camno!!!? Terima ajelah hakikat... yang awak tu anak jawa indon yang malang. {{{{{ Hidup Jawa Johor}}}}Petang nanti kita main kuda kepang..malam ni aku belanja makan sate...(sate daging Madura...)
ReplyDeleteYang maling itu kamu. Pernah baca akhbar kami ke tidak? Brp ramai org indon datang sini jadi maling jadi perampok, kerna desakan hidup di indon. Tau malu lah sikit..kami pun jawa juga lah bahlul..buat apa minta izin untuk main wayang kulit ke.. main barongan ke..kuda kepang ke...nak makan sate ke..itu kan dah dibawa datuk nenek kami dari jawa dan itulah budaya kami walaupun dah seratus tahun lebih kami menjadi warga tanah melayu..sebelumnya lagi jawa di gelar indonesia. Takda isu lain ka?? Mana isu bodoh yang tak de sebab itu ke yang akhbar2 indon nak main kan sekarang..ekonomi indon macamana? Dah pulih ke belum..bagus lagi akhbar2 tu buat promosi macamana untuk rakyat di tanah jawa jadi lebih maju. Ini tidak...sana sini Cina juga yang kaya. Anak bumi merempat tak tentu hala. Wahai jawa indon..bangkitlah...tinggalkan issu2 yang goblok yang takde hasilnya..kamu tu hanya dipermainkan..akhbar milik siapa..? Milik orang Indon turunan cina..rokok kretek milik siapa? Ya ...dulunya hasilan orang jawa..kini kilangnya milik orang indon juga..tapi turunan Cina..jawanya kok ga marah ya..?? Senang ya makan gaji ama Cina..bila capek..pulang rumah ..turu...
ReplyDeletehahahaha gadoh la lagi pasai benda2 mcm ni.lemang,ketupat serunding,sate xmau gadoh sama kee.last2 semua pakat mentekedarah burger n pizza.Rakyat palestin dibunuh haram x peduli.Walhal budaya barat cedok bulat2 lepas tu bangga plak.Ambek la budaya hangpa tu,x kaya dan x miskin aih kami di malaysia ni.
ReplyDeleteSaya sebagai salah satu bangsa Indonesia merasa ini sebagai hypocrite. Kalo kita bilang Malaysia mencuri Reog Ponorogo, bukankah berarti kita juga mencuri cerita Mahabrata dan karakter Hanuman dari India? Sudah jelas bahwa ada bangsa Indonesia yang bermigrasi ke Malaysia, berarti budaya tersebut ikut dibawa dan diasimilasikan di Malaysia. Ini bukan mencuri, tapi asimilasi budaya.
ReplyDeleteAmbil jer tarian Ko nie Indon..Sengkek ler katakan..beginilah orang sengkek...
ReplyDeletesahabat di indonesia...kenapa anda terlalu sibuk dengan hal2 yg remeh temh ni. bimbangkn tentang negara anda sendiri...bagaimana lelaki islam boleh kahwin dgn wanita kristian??boleh perjelaskn??isu tarian hanye kecil..isu agama lagi penting sbb di akhirat nnti, Allah x suruh anda menari pn....fikirknlah
ReplyDelete