Saturday 6 October 2007

Akhbar Indonesia Tidak Menggalakkan Perebutan Lagu Rasa Sayang

Akhbar Indonesia sendiri menyarankan agar Indonesia tidak sewenang2 menuduh Malaysia mencuri budaya mereka. Baca keratan akhbar Indonesia, Kompas di bawah.

Dipetik dari akhbar Kompas, 7 Oktober 2007

JAKARTA, KOMPAS - Seniman dan budayawan Indonesia tidak bisa begitu saja memprotes lagu Rasa Sayange yang dijadikan jingle kampanye pariwisata Malaysia jika belum benar-benar memliki bukti yang kuat bahwa lagu tersebut benar-benar karya bangsa Indonesia. Sebab, lagu yang tidak diketahui siapa penciptanya atau no name itu, juga sudah diklaim Malaysia sebagai lagu rakyat mereka yang sudah ada sejak lama.

Jika Indonesia ingin membuktikan lagu tersebut sepenuhnya karya seniman dan budayawan Indonesia, maka Indonesia harus memiliki bukti yang kuat terkait karya cipta lagu tersebut.

Menurut Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Watjik saat ditanya sebelum mengikuti sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Kompleks Istana, Jakarta, Rabu (3/10), salah satu direktorat jenderal di Departemen Kebudayaan dan Pariwisata sudah menugaskan para seniman dan budayawan Maluku untuk mencari dan mengumpulkan seluruh bukti terkait karya lagu rakyat tersebut.

”Kita harus membuktikan bahwa itu karya kita. Karena lagu Rasa Sayange itu no-name. Kita harus cari bukti dulu,  karena mereka juga menganggap lagu itu lagu rakyat mereka sejak lama. Jadi, protes kita tidak akan kuat. Apa alasannya jika kita  belum punya data. Kalau kita sudah punya data, barulah kita protes,” ujar Jero.

Jero menegaskan akan memimpin paling depan untuk menggugat Malaysia jika benar-benar lagu tersebut terbukti karya seniman dan budayawan Indonesia. ”Saat ini Ditjen saya masih  berkomunikasi dengan seniman di Maluku untuk mengumpulkan bukti jika memang ada yang bisa membuktikan lagu itu memang ciptaan kita. Kalau ada, mari kita lakukan gugatan,” tambahnya.

Menurut Jero, Indonesia sebenarnya  kaya dengan karya budaya. ”Bukan hanya ribuan, akan tetapi ratusan ribu karya budaya kita yang hingga kini belum terdaftar dan bahkan ada yang tidak mau didaftarkan oleh pemiliknya. Nanti, jika sudah dipakai oleh orang lain atau negara lain, barulah kita ribut kita.  Saya sudah berkali-kali meminta,  dan, kini, sekali lagi saya minta kepada seniman untuk mendaftarkan hak cipta mereka,” jelas Jero

Sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Antara, Menteri Pariwisata Malaysia Adnan Tengku Mansor mengatakan lagu Rasa Sayange yang dijadikan jingle kampanye pariwisata Malaysia akan terus digunakan negaranya. Adapun  Menteri Kebudayaan, Kesenian, dan Warisan Malaysia, Rais Yatim meminta Indonesia membuktikan lagu itu sebagai miliknya. (HAR)

Liat, eh Lihat (aku pun dah terikut bahasa Indonesia, nanti dikata aku mencuri perkataan diorg pulak), akhbar Indonesia sendiri pun menyarankan mereka agar tidak memprotes lagu Rasa Sayang itu milik Malaysia. Ini kerana, Indonesia sendiri pun tidak ada bukti kukuh mengatakan ia milik mereka. Dan ini satu lagi contoh dari akhbar Detik.

Dipetik dari akhbar Detikcom, 4 Oktober 2007

Dirjen HaKI: Tanpa Pencipta, RI Sulit Klaim Lagu Rasa Sayange
Umi Kalsum - detikcom

Jakarta - Lagu Rasa Sayange jadi rebutan publik Malaysia dan Indonesia. Di Indonesia saja, sejumlah daerah mengklaim lagu itu asli daerahnya. Namun sebetulnya sulit mengklaim lagu itu milik daerah tertentu, RI atau Malaysia, selama pencipta lagu itu belum diketahui.

"Yang penting itu sekarang kita harus tahu dulu siapa penciptanya. Itu kan lagu lama," kata Dirjen Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) Depkum HAM, Andy N Sommeng, kepada detikcom, Kamis (4/10/2007).

Hak cipta sendiri, kata dia, berlaku secara otomatis. Tidak hanya sekadar ada partiturnya saja. "Begitu dimainkan musiknya, itu sudah jadi hak cipta," kata dia.

Pengklaiman hak cipta akan menjadi mudah jika siapa penciptanya sudah jelas. Namun akan sulit jika pencipta lagu itu tidak ketahuan rimbanya, seperti pencipta lagu Rasa Sayange.

Dan yang perlu diketahui publik, imbuh dia, hak cipta hanya berlaku saat si pencipta masih hidup dan 50 tahun setelah yang bersangkutan meninggal dunia.

"Setelah 50 tahun, maka lagu itu menjadi milik publik. Nah itu (Rasa Sayange) kan lagu lama. Kalau misalnya si pencipta lagu itu meninggal tahun 1945 saja, berarti lagunya sudah milik publik, tidak ada hak royalti lagi," kata Andy.

Andy lalu mencontohkan musik klasik yang diciptakan Mozart atau pencipta musik klasik lain yang hidup tahun 1.800-an atau 1.900-an.

"Lagu klasik kan sering jadi latar belakang (film), kenapa bisa, ya karena sudah milik publik. Tidak perlu lagi bayar hak cipta dan sebagainya. Jadi saya rasa sulit, kecuali ada bukti pencipta Rasa Sayange, misalnya tinggal di Maluku. Kalau sudah meninggal, tahun berapa meninggalnya. Harus didukung bukti epiden," tutur Andy.

Yang tidak kalah penting, imbuh Andy, untuk membuktikan seseorang pencipta lagu Rasa Sayange adalah adanya goretan partitur lagu bersangkutan.

"Kalau tidak ya sulit. Sekarang tinggal bagaimana Malaysia sebagai bangsa yang beradab saja menyikapinya. Tapi sulit juga karena kita masih serumpun. Di Riau yang berbau Melayu pun lagu ini sudah ada sejak dulu. Jadi lebih baik tidak usah dipermasalahkan," katanya

Lagi menarik, rupa2nya di Indonesia sendiri, mereka sesama sendiri pun dok berebut pasal lagu Rasa Sayang nie. Tak caya? Baca keratan akhbar Indonesia nie.

Dipetik dari akhbar Detikcom, 1 Oktober 2007

Enteng: Pencipta Rasa Sayange NN, Boleh Saja Malaysia Memakainya
Niken Widya Yunita - detikcom


Jakarta - Lain Andre Hehanussa, lain Enteng Tanamal. Jika Andre menyebut pencipta lagu Rasa Sayange adalah Katje Hehanussa, maka Enteng menyebutnya no name (NN) alias tidak diketahui penciptanya.

Lagu itu telah lama hadir di tengah masyarakat. Indonesia dinilai terhalang untuk menuntut Malaysia.

"Bagaimana mau menuntut, penciptanya saja tidak ketahuan. Lagu itu sudah ada sejak saya kecil," ujar Ketua Dewan Pembina Karya Cipta Indonesia (KCI) Enteng Tanamal saat berbincang-bincang dengan detikcom, Senin (1/10/2007).

Menurut pria 60 tahun ini, karena tidak diketahui siapa pencipta lagu Rasa Sayange, maka boleh-boleh saja lagu itu dipakai Malaysia sebagai jingle pariwisata.

Meski demikian, nyong Ambon ini berharap agar masalah tersebut dapat terselesaikan. Pemerintah lewat Direktur Hak Cipta atau Departemen Kebudayaan harus mengecek pencipta lagu itu.

Enteng menambahkan, di Tanah Air lagu Rasa Sayange juga menjadi 'rebutan' antara rakyat Ambon dan rakyat Manado.

"Jangankan Malaysia, di Manado saja main klaim," kata ayah mantan penyanyi cilik Joan Tanamal itu.

12 comments:

  1. yah sebaiknya sih kl mo klaim lagu ya bikin sendiri dong, jgn meng klaim punya org lain...

    ReplyDelete
  2. siapa kata itu lagu milik Indon? Kamu ada bukti? Nggak ada kannn... Ia sebenarnya milik Malaysia. Kamu yang meniru.. bukan kami...
    ~ Kami bukan bodoh macam Indon

    ReplyDelete
  3. Some Indon comes to Malaysia without permit,
    becomes robbers, thieves, perampok, pencuri and etc..

    Sekarang kalian mau kecoh pasal lagu..

    Tidak malukah kalian..orang indon.
    Shamed on you indons..

    ReplyDelete
  4. Eh Anjing - Anjing Malassia ...
    Lo tuh semua yg PENCURI, Udah Nyuri Pulau ... Nyuri Lagu Juga ...
    GA ADA OTAKNYA ... F**K YOU
    PANTES KALIAN EMANG PEMALAS.
    Musik Kalian Ga ada yang BERMUTU ...
    INGAT ... GA ADA YG BERMUTU ...!!

    LAGU ITU UDAH JELAS - JELAS PUNYA INDONESIA TEPATNYA Di AMBON ...

    GANYANG MALASSIA ..!!

    ReplyDelete
  5. Memang betul "PENDATANG HARAM INDON - PATI" tak tahu malu datang ke Malaysia sebagai perampok, pencuri, pecah rumah orang.

    Bangsa indon memang tak tahu malu..
    tahu merampok saja..

    ReplyDelete
  6. harusnya orang malas yah yang malu...gembong teroris doktor azhari kan asalnya dari malasia...apa kamu tak tahu malu melahirkan seorang gembong teroris...coba lihat lirik lagu ras sayange...kalian bahasa melayu..sedang rasa sayange berbahasa ambon...memang ada bahasa daerahmu ambon..hah...

    ReplyDelete
  7. Di Malaysia, hari-hari ada saja rakyat dirampok indon..

    Ngak malu kah kalian indon..

    Pendatang haram indon, di hantar pulang indon. lagi mau pulang semula ke Malaysia..

    brengsek..kamu indon.

    ReplyDelete
  8. sialan kamu indon...

    ReplyDelete
  9. Indon semua nak rebut. Rasa Sayang yang bukan hak dia pun nak rebut... Ini buktinya
    " Di Indonesia saja, sejumlah daerah mengklaim lagu itu asli daerahnya. Namun sebetulnya sulit mengklaim lagu itu milik daerah tertentu"
    Hahaha, itu koran Indon yang tulis sendiri.

    ReplyDelete
  10. Indon haprak..

    ReplyDelete
  11. hey shame on your fvckin country malaysian!! i'm not indonesian, but i seen the fact and i think your malaysian are fvckin pirate!!

    ReplyDelete
  12. hahahaha..why we want to fight for a song..we are malays..indonesian or malaysian.who ever songs that is, it is in malay languange.bahasa melayu, samada bahasa melayu indonesia atau malaysia it is still malay.melayu.cmon..

    ReplyDelete